KABAR

1. Potensi Desa
Pendidikan Raudhatul Jannah, majlis taklim di Bebojong, mushola perempuan, pondok tempat anak-anak belajar mengaji. Kegiatan keagamaan sampai sekarang masih berlangsung dengan baik.
Warga masyarakat Kaujon Tengah masih melestarikan dan melaksanakan kegiatan keagamaan yang telah diajarkan oleh para ustadz, meskipun beliau sudah meninggal beberapa puluh tahun yang lalu.
Adapun organisasi kepemudaan di desa tersebut adalah :
a. PHBI ( Panitia Hari Besar Islam)
PHBI adalah kepanjangan dari Panitia Hari Besar Islam jika di lihat dari artinya PHBI adalah sebuah panitia yang bertugas untuk mengurus khusus hari besar islam.
b.  HITAKA ( Himpunana Taruna Kaujon)
2. Sosial
Kegiatan sosisal yang terjadi di desa kaujon sangatlah rukun dan tinggi akan nilai toleransi. Tetangga pun hidup saling membantu dan rukun. Masyarakatnya memiliki hubungan kekerabatan yang sangat erat.
Berkaitan juga dengan adanya masyarakat kaujon dahulu hanya sekedar rumah yang berjauhan akan tetapi seiring dengan perubahannya zaman, kaujon ini menjadi rumah yang mengelompok artinya setiap rumah yang ada di kaujon ini ialah rumah saudara dari satu rumah ke rumah lainnya dengan jarak yang sangat berdekatan karena mereka masih satu darah
Meskipun kampung Kaujon Tengah berada di bagian jantung kota Serang, letak wilayah yang cukup strategis tersebut tidak mempengaruhi gaya hidup (life styll) warganya. Budaya gotong royong, tolong-menolong, kebiasaan membaca marhaban,tahlilan dan membaca surat yasin, pengajian rutin Jum’at malam Sabtu masih berjalan dengan baik, memperingati haul Sultan
Maulana Hasanuddin dilaksanakan tiap tahun, panjang maulid pun rutin dilaksanakan. Berbagai macam kegiatan tersebut juga semakin mempererat persatuan dan kesatuan sesame warga.
3. Budaya
Kebiasaan unik yang biasanya dilakukan oleh masyarakat kaujon yaitu seminggu setelah lebaran mereka merayakan pesta rakyat. Pesta rakyat tersebut menampilkan tarian tarian daerah dan pertunjukkan seni lainnya.
Untuk memperingati kemerdekaan republik indonesia yang diselenggarakan setiap tanggal 17 agustus, mereka menggelar lomba 17 agustusan yang dimeriahkan oleh pemuda dan anak anak. Acara tersebut bertempat dihalaman musholla raudatul jannah.       
Kebiasaan warga masyarakat Kaujon Tengah tidak berbeda jauh dengan adat kebiasaan masyarakat Betawi. Seperti membaca berzanji ketika anak lahir (bayi diletakkan ditengah-tengah para jamaah, selanjutnya kiai/ustadz memimpin bacaan berzanji dan
diakhiri dengan doa untuk jabang bayi), membaca dzikir tahlil ketika ada salah satu warga yang meninggal dunia (biasanya keluarga alamarhum melaksanakan dzikir tahlil ada yang tiga hari atau sampai tujuh hari) hari pertama dilaksanakan ba’da shalat maghrib, hari kedua dan seterusnya di laksanakan ba’da shalat isya, dan pada acara perkawinan/pernikahan mereka sangat kental dengan aroma agama (tradisi masyarakat Banten namanya Buka Pintu, yaitu sebuah tradisi yang diiringi dengan shalawat dan pujipujian dilakukan oleh 2-3 orang dibacakan sebelum pengantin pria dan wanita bersanding di pelaminan). Disamping kegiatan belajar keagamaan (baca Al Qur’an dengan benar),sebagian pemuda/pemudi juga belajar seni music religious (Qasidah, marhaban, dalail). Sehingga terasa sekali nuansa keagamaan di wilayah Kaujon, khususnya Kaujon Tengah. Untuk kegiatan qasidah, marhaban, dalail belum berjalan maksimal (mati suri).
Tradisi-tradisi tersebut masih dilakukan, meskipun sudah mulai terkikis dengan budaya-budaya di jaman modern. Tradisi tersebut memiliki nilai budi pekerti/akhlak yang luhur, sehingga  pemuda sebagai generasi penerus sudah tentu memiliki rasa tanggung jawab untuk melestarikannya. Pemuda-pemudi Kaujon tergolong kelompok yang sangat aktif dan kreatif dalam memajukan kegiatan di wilayah tersebut.
Di kampung Kaujon Tengah terdapat Mushola Raudhatul Jannah, di sebelah kanannya terdapat balai pendidikan Raudhatul Jannah. Balai tersebut digunakan untuk kegiatan pengajian ibu-ibu, arisan ibu-ibu warga Kaujon Tengah (PERISKA), posyandu, rapatrapat kepemudaan maupun rapat warga. Sedangkan kegiatan pengajian rutin Jum’at malam Sabtu dilaksanakan di Mushola Raudhatul Jannah. Kegiatan pengajian dimulai dari ba’ad shalat maghrib dan selesai menjelang waktu Isya, rata-rata pengajian berlangsung sekitar satu jam. Materi yang disampai para ustadz terkait dengan materi sehari-hari (bab shalat, akhlak, puasa, dan sebagainya). Pengajian Jum’at malam Sabtu sudah berlangsung sejak lama. Para pemateri disesuaikan dengan spesisialisasi keilmuan masing-masing. Materi-materi yang dibahas umumnya menjelaskan dari kitab-kitab klasik (kitab kuning), karena tidak semua bahkan hampir semua jamaah tidak bisa membaca kitab kuning, maka pemateri biasanya membaca kitab tersebut lalu diterjemahkan dan ditafsirkan. Sehingga jalannya pengajian berlangsung aktif, mereka yang tidak paham langsung bertanya kepada pemateri. Di samping untuk mengkaji isi kitab-kitab klasik, kajian kitab klasik juga dimaksudkan agar para jamaah tidak merasa asing dengan kitab tersebut, dan diharapkan para pemuda tergugah untuk mempelajarinya. Jamaah pengajian terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu warga Kaujon Tengah jumlah sekitar 40 jamaah, terdiri dari 25 jamaah laki-laki dan 15 perempuan. Rata-rata usia jamaah pengajian 35 tahun ke atas. Selama pengajian berlangsung kadangkadang penceramah dan jamaah di beri konsumsi (snack dan air mineral), terkadang pula tidak ada konsumsi. Suasana pengajian pun terlihat aktif, apabila ada hal-hal yang tidak dipahami oleh jamaah, merekapun langsung bertanya pada ustadz. Suasana pengajian berlangsung santai tetapi tetap serius dengan materi yang disampaikan. Posisi pengajian adalah Imam duduk bersila di depan tempat imam, sedangkan para jamaah duduk bersandar melingkar di depan imam. Agar suara penceramah terdengar jelas oleh jamaah di mushola maupun bagi warga yang tidak hadir, ustadz memakai speaker sebagai alat pendukungnya. Sebagian besar jamaah pengajian adalah orang-orang yang sudah berkeluarga, dari kalangan remaja sedikit sekali, bahkan malah tidak ada. Karena sebetulnya pemuda di bawah naungan HITAKA( Himpunan Taruna Kaujon ) sudah mengagendakan pengajian khusus pemuda, namun belum berjalan optimal.

4. Travel
Di Desa Kaujon ini mudah mendapatkan akses transportasi sehingga mempermudah penduduk untuk dapat berpergian kemana saja. Desa ini memiliki tempat yang strategis biasanya ada angkutan umum dan becak yang lalu lalang dijalan ini. Banyak juga warga yang lebih memilih mengendarai kendaraan pribadi karena tempat yang strategis.

Komentar

Postingan Populer